THE POWER OF A NAME

Sudah hampir empat tahun ibu saya menderita Alzheimer. Sebuah penyakit yang menyerang syaraf ingatannya sehingga ia mengalami disorientasi waktu, tempat dan melupakan hampir setiap hal yang baru saja ia lakukan. Contoh: Saat kami memintanya untuk mandi, ia serta-merta menjawab: “Saya sudah mandi kok!” Padahal belum. Kami sering kehilangan akal membujuknya mandi. Sampai satu kali, kami berkata: “Mam, sebentar lagi suamimu datang lho. Mau jemput jalan-jalan ke mall. Yuk mandi sekarang!” Tidak sampai 5 menit, ibu saya langsung bangkit dan mandi. THERE IS POWER IN THE NAME OF MY DAD!

1458034389869

Sejak ibu saya menderita Dementia yang kemudian berkembang menjadi Alzheimer, ayah saya adalah satu-satunya sosok yang selalu dia ingat, dia cari, dia tunggu dan dia nantikan. Nama ayah saya menjadi semacam ‘jimat’ yang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang kami hadapi seputar kesulitan sehari-hari dalam menghadapi tingkah polah ibu saya. Hanya dengan menyebut satu nama itu, ibu saya langsung menuruti apa saja yang kami minta ia lakukan; apakah itu mandi, ganti baju, makan atau lainnya.

Sosok ayah saya memiliki pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan ibu saya. Dan namanya mampu mengatasi banyak masalah. Saya jadi merenung, apakah suatu hari nanti nama saya juga akan membekas dan berpengaruh sedemikian besar dalam kehidupan orang-orang yang saya cintai? Suami saya, anak-anak saya, keluarga, saudara dan para sahabat saya? Apa reaksi mereka saat mendengar atau mengucapkan nama saya? Apa yang mereka ingat atau bayangkan  tentang saya? Tentu saya (dan juga Anda) mengharapkan kenangan atau hal-hal baiklah yang akan lebih banyak diingat oleh mereka.

Lalu hal apa yang harus saya lakukan agar nama saya berdampak ‘manis dan sedap didengar’ dalam kehidupan orang-orang yang saya kasihi? Rasanya saya tak punya cukup energi untuk mengusahakan hal-hal fenomenal diluar jangkauan saya (macam calon presiden yang berkampanye) agar nama saya berdampak atau membekas dalam hidup mereka. Tetapi kalau boleh memulai, saya ingin kehidupan saya berdampak dengan MENJADI DIRI SAYA SENDIRI. Karena saya percaya, setiap kita unik dan istimewa. Dunia ini menjadi demikian menarik justru karena kita hadir dalam bentuk, ukuran, warna, sifat dan karakter yang berbeda. Semua ini memberi warna tersendiri yang menjadikan dunia lebih indah, lebih meriah dan lebih menarik untuk dijalani.

Ditengah menulis postingan ini, saya secara khusus bertanya pada suami dan kedua anak saya – Michelle dan Jason, “What are three things that come to your mind whenever you hear my name?” Michelle menjawab, “Well, mami itu super fun, inspiring dan fierce (No surprise since I have Batak blood in me. LOL!)” Lalu Jason menambahkan, “Mami itu pekerja keras, gaul dan fabulous (Oh my, I didn’t expect this from my boy! HAHA…), Sementara suami saya berkata, “Kamu itu perempuan yang berani, rajin dan selalu mempunyai jawaban atas setiap permasalahan.” HAHA…

Saya berharap, seiring dengan berjalannya waktu, saya akan mampu menambahkan lebih banyak lagi nilai-nilai positif, pengaruh baik, pengajaran yang berguna serta hikmat Tuhan dalam kehidupan anak-anak saya dan orang-orang yang saya kasihi. Tentu saja tak semua orang akan menyukai keberadaan kita atau apa yang kita lakukan. Akan ada waktu dimana kita mengecewakan orang lain. Tidak apa-apa. Toh kita memang tidak didesain untuk menjadi sempurna atau tak bercacat cela. Justru dalam ketidak sempurnaan kita itu, keberadaan TUHAN menjadi lebih nyata dan lebih kita butuhkan untuk memberi kekuatan, penghiburan, mengubah karakter serta membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menurut saya, yang terpenting dalam hidup ini adalah meninggalkan legacy dan positive impact bagi setiap orang yang mengenal kita – terutama bagi orang-orang yang kita kasihi. Saat seorang mendengar atau menyebut nama kita, saya berharap kita dapat memberikan efek POWERFUL, sama seperti ketika saya menyebut nama ayah saya dihadapan ibu. Matanya berbinar dan ia langsung beranjak pergi untuk mandi atau makan atau melakukan hal lain yang (sebelumnya) kami minta (dengan susah payah) untuk ia lakukan. Mengapa? Karena nama ayah saya menyimpan pengaruh besar dalam hidup ibu saya, nama yang begitu ia cintai, ia nantikan, ia tunggu dan harapkan setiap hari. What a name! What a powerful name! (KB)